Ntah apa yang salah di diri ini. Ada apa dengan mama, mama juga ga ngerti. Yang jelas yang mama tau, mama hampir setiap hari marah-marah sama kamu. Mama sedih nak, mama ga mau terus begini. Kasian kamu. Maaf ya Fais….
Memandangi wajah anak yang sedang terlelap itu indah ya.. Damai 🙂 Tampak nyaman sekali dia tidur dengan bantal-bantalnya. Anak adalah titipan Allah SWT dan anugerah terbaik yang terjadi dalam hidup kita (jika kita mensyukurinya). Kadang saya lupa. Saya lupa bahwa saya dulu pernah meminta, berdoa agar saya diberi anak untuk menemani dan mengisi keseharian saya dengan keceriaannya.
Saya ibu rumah tangga. Saya berhenti bekerja semenjak menikah tahun 2013 lalu. Saya tinggal di rumah mertua yang keduanya masih sangat aktif bekerja dan banyak sekali kegiatan. Suami saya penerbang. Walau bekerja pulang-pergi (tidak menginap) tapi bisa 12 jam lebih di luar rumah. Lalu saya sendirian….
Desember saya menikah. Januari, Februari saya dianjurkan untuk “menjaga” agar tidak hamil dulu karena awal Maret saya akan umroh bersama kedua mertua dan kedua adik mama. Suami tidak ikut? Tidak, karena suami sudah pernah umroh dan budget kami terbatas 😀 Saat umroh itu saya meminta kepada Allah untuk diberikan anak laki-laki agar bisa menemani saya dan menjaga saya.
Kembali ke tanah air, ternyata saya tidak menstruasi lagi di bulan itu. Berarti haid terakhir saya di tanggal 28 Februari, beberapa hari sebelum saya berangkat umroh. MasyaAllah.. Saya hamil.
—
Saya tidak ingat persis, sejak kapan saya mulai suka marah-marah sama Fais. Yang jelas, setelah marah-marah, saya menyesal, kadang menangis dan minta maaf sama Fais. Tapi besoknya diulang lagi. Bodoh ya. Mungkin saya stress, atau mulai gila? Anak cerdas, lincah dan lucu seperti Fais, saya marahin 🙁 Kadang penyebabnya sepele. Dasar saja saya yang kurang sabar.
Mungkin ini ada kaitannya dengan masa lalu saya, tapi apa? Saya kembali berfikir mendalam, apa ada hal-hal di masa lalu yang mempengaruhi sikap saya terhadap Fais?
Kedua orang tua saya bekerja sebagai pegawai negeri sipil. Setelah menikah, mereka merantau ke Kota Metro dan saya lahir setahun kemudian. Yang saya ingat, saya banyak bermain di rumah sendirian, kadang main ke sebelah rumah, dititipkan ke tetangga. Waktu itu orang tua saya masih mengontrak rumah dan masih merintis pekerjaan mereka karena terhitung masih baru di Kota Metro. Saya sudah bisa memaafkan dan menerima hal itu, dan saya berbesar hati untuk berhenti bekerja setelah menikah agar nantinya saya bisa memiliki banyak waktu bersama anak-anak saya.
Saya pernah bertanya di kelas Matrikulasi Ibu Profesional, jika ada hal di masa lalu yang masih belum bisa dilupakan, apakah itu tandanya saya belum bisa memaafkan? Bagaimana caranya memaafkan dan berdamai dengan masa lalu? Dan ini jawabannya:
“Tanda kita bisa melupakan adalah ketika kita cerita pada orang lain kita tidak memiliki emosi marah lagi. Kita sudah bisa menerima takdir kita bahwa kita pernah merasakah hal buruk itu. Maka bila demikian, kita telah berdamai dengan masa lalu. Caranya sekali lagi dengan alirkan rasa tersebut kepada-Nya, dengan Tazkiyatun Nafs salah satunya :)”
Lalu apa? Apa penyebab saya sering marah-marah? Kelelahan? Rasanya tidak adil jika itu penyebabnya. Ntah lah.
Yang jelas saya sedang berusaha memaafkan diri saya sendiri dan belajar untuk lebih sabar dan lebih menyayangi Fais. Maafin Mama ya Fais….
Ini Fais yang masih berusia 2 hari:
[instagram url=https://www.instagram.com/p/wemK-qks9F/
hidecaption=true width=320]
@cicifera

Ayo sini Fais main sama Raissa biar mamanya istirahat bentar, memang perjuangan ya buat wanita untuk mengontrol emosinya. sama mba saya juga terus belajar emngelola emosi diri
iya mba, saya masih belum bisa mengelola emosi dengan baik.. mungkin ada tips dari mba Kania? 😀
yuk kk Raissa sini main sama Fais ^^ kk Ra ini teliti dan gigih ya sepertinya, 2 mainan yang hilang di acara sunco itu, bisa dicari dengan mudah sama kk Ra 😉
Ternyata bukan saya doang yg ngrasa begitu. Setelah jadi emak2 kok jadi sering marah2 yaa??tapi kita yakin, marahnya emak2 demi kebaikan sang anak.
ntah lah.. mungkin kita harus belajar lagi supaya bisa mengendalikan emosi lebih baik 😀
semua ibu pernah mengalami hal serupa kok fera.. <3
yang penting kita sadar kalau apa yang kita lakukan kurang tepat. dan berusaha sekuat mungkin untuk merubah kebiasaan marah..
semangat yaaa mama fais <3
:'( makasih teh.. *peluk*
semoga aku kuat untuk merubah perilaku marah-marah ini, Aamiin..
ARden kena marah mulu di rumah. wajar da namanya juga orang tua. Asal anaknya tahu alasan dia dimarahi. Misalnya Arden suka dimarahi karena kencing dikamar mandi tetapi angger celana enggak dibuka. ya kena marahlah…. hehehe
:)) iya, kalau begitu kan biar anak paham..
nah Fais kan belum ngerti kang, masih polos gitu dimarah2 :((
Aku bisa merasakan itu mba, ini mirip bnget dengan kisahku.
pengennya sih gak marah, cuma entahlah gak ngerti juga sebabnya apa. heuheuu ….
ternyata sama ya kita mba..
kadang sedih aja gitu~ harusnya kan kita ga marah2 ya.. heu..
Efek Capek mungkin atau sedang memilki banyak fikiran bun, sabar ia …
semoga Fais memahami ibunya dan Memaafkan. heeeee
Samangat !!!
Hihi, iya, terimakasih yaa ^^
peluks Mbk , aku dulu saat anak pertama masih suka kesal sendiri, sekarang alhamdulillah perlahan mengendalikan emosi. Tapi suami yang mengalami masa lalu yang kelam.
*peluk* iya mbak naqi, terimakasih.. masih belajar terus untuk lebih sabar dan ga marah-marah sama anak..
[…] seperti ada sesuatu yang hilang :'( Tapi yakin deh, ada cara bonding yang lain selain menyusui. Maafin mama ya Fais.. Selalu ada cinta Mama untuk […]