Apa kabar bunda dan calon bunda peserta Matrikulasi IIP Batch #3?
Tidak terasa sudah 1 pekan kita bersama dalam forum belajar ini. Terima kasih untuk
seluruh peserta yang sudah “berjibaku” dengan berbagai cara agar dapat memenuhi
“Nice Homework” kita. Mulai dari yang bingung mau ditulis dimana, belum tahu
caranya posting  sampai dengan hebohnya dikejar deadline:). Insya Allah kehebohan
di tahap awal ini, akan membuat kita semua banyak belajar hal baru, dan terus
semangat sampai akhir program.

Di NHW#1 ini, tidak ada jawaban yang benar dan salah, karena kita hanya diminta
untuk fokus pada ilmu-ilmu yang memang akan kita tekuni di Universitas Kehidupan
ini. Yang diperlukan hanya dua yaitu FOKUS dan PERCAYA DIRI. Jangan sampai saat
kuliah dulu kita salah jurusan, bekerja salah profesi, sekarang mengulang cara yang
sama saat menapaki kuliah di universitas  kehidupan, tapi mengaharapkan hasil yang
berbeda. Kalau pak Einstein menamakan hal ini sebagai “INSANITY”

INSANITY : DOING THE SAME THING OVER AND OVER AGAIN, AND EXPECTING
DIFFERENT RESULT – Albert Einstein


Setelah kami cermati, ada beberapa peserta yang langsung menemukan jawabannya
karena memang sehari-hari sudah menggeluti hal tersebut. Ada juga yang masih
mencari-cari, karena menganggap semua ilmu itu penting.

Banyak diantara kita menganggap semua ilmu itu penting tapi lupa menentukan
prioritas. Hal inilah yang menyebabkan hidup kita tidak fokus, semua ilmu ingin
dipelajari, dan berhenti pada sebuah “kegalauan” karena terkena “tsunami informasi”.
Yang lebih parah lagi adalah munculnya penyakit “FOMO” (Fear of Missing Out), yaitu
penyakit ketakutan ketinggalan informasi. Penyakit ini juga membuat penderitanya
merasa ingin terus mengetahui apa yang dilakukan orang lain di media sosial. FOMO
ini  biasanya menimbulkan penyakit berikutnya yaitu”NOMOFOBIA”, rasa takut
berlebihan apabila kehilangan atau hidup tanpa telepon seluler pintar kita.

Matrikulasi IIP batch#3 ini akan mengajak para bunda untuk kembali sehat
menanggapi sebuah informasi online. Karena sebenarnya sebagai peserta kita hanya
perlu komitmen waktu 2-4 jam per minggu saja, yaitu saat diskusi materi dan
pembahasan review,  setelah itu segera kerjakan NHW anda, posting dan selesai,
cepatlah beralih ke kegiatan offline lagi tanpa ponsel atau kembali ke kegiatan online
dimana kita fokus pada informasi seputar jurusan ilmu yang kita ambil. Hal tersebut
harus diniatkan sebagai investasi waktu dan ilmu dalam rangka menambah jam
terbang kita.

Katakan pada godaan ilmu/informasi yang lain yang tidak selaras dengan jurusan
yang kita ambil, dengan kalimat sakti ini :


*MENARIK, TAPI TIDAK TERTARIK*

Apa pentingnya menentukan jurusan ilmu dalam universitas kehidupan ini?



JURUSAN ILMU YANG KITA TENTUKAN DENGAN SEBUAH KESADARAN TINGGI DI
UNIVERSITAS KEHIDUPAN INI, AKAN MENDORONG KITA UNTUK MENEMUKAN
PERAN HIDUP DI MUKA BUMI INI.



Sebuah alasan kuat yang sudah kita tuliskan  kepada pilihan ilmu tersebut, jadikanlah
sebagai bahan bakar semangat kita dalam menyelesaikan proses pembelajaran kita di
kehidupan ini.

Sedangkan strategi yang sudah kita susun untuk mencapai ilmu tersebut adalah
cara/kendaraan yang akan kita gunakan untuk mempermudah kita sampai pada
tujuan pencapaian hidup dengan ilmu tersebut.

Sejatinya,
SEMAKIN KITA GIAT MENUNTUT ILMU, SEMAKIN DEKAT KITA KEPADA SUMBER
DARI SEGALA SUMBER ILMU, YAITU “DIA” YANG MAHA MEMILIKI ILMU
Indikator orang yang menuntut ilmu dengan benar adalah terjadi perubahan dalam
dirinya menuju ke arah yang lebih baik.  

Tetapi di  Institut Ibu Profesional ini, kita bisa memulai perubahan justru sebelum
proses menuntut ilmu. Kita yang dulu sekedar menuntut ilmu, bahkan menggunakan
berbagai cara kurang tepat, maka sekarang berubah ke Adab menuntut ilmu yang baik
dan benar, agar keberkahan ilmu tersebut mewarnai perjalanan hidup kita.
MENUNTUT ILMU ADALAH PROSES KITA UNTUK MENINGKATKAN KEMULIAAN
HIDUP, MAKA CARILAH DENGAN CARA-CARA YANG MULIA

Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/

Sumber Bacaan :
Hasil Penelitian “the stress and wellbeing” secure Envoy, Kompas, Jakarta, 2015
Materi “ADAB MENUNTUT ILMU” program Matrikulasi IIP, batch #3, 2017
Hasil Nice Home Work #1, peserta program Matrikulasi IIP batch #3, 2017


 

HASIL DISKUSI

Pertanyaan 1

Saya selama ini sering mensave informasi di fb,apa saja…pengetahuan umum,ilmu agama,dll…ada yg dibaca ada yg tidak…tidak efektif ya akhiry.setelah mengerjakan nhw1 dan harus fokus,saya memutuskan untuk fokus.tapi yg menjadi permasalahan sebagai ibu rumah tangga dituntut mengambil peran banyak tidak hanya fokus dalam satu jurusan.bagaimana menurut bunda2 semua? #Gita Listyawati#

Jawaban dari Mella Widhiastuti

Mungkin sampai jurusan yg dipelajari sudah menguasai dengan benar dan mempraktikannya. Lanjut ilmu berikutnya. Seperti itu mungkin ya..

Jawaban dari Ismi Istiqomah

Waktu ditanya jurusan, saya ingetnya Jurusan saya kuliah, jadi saya ambil yang umumnya, nah spesifik kelilmuannya itu saya inget ke mata kuliahnya.. Sebagai analogi untuk saya, Jurusan kuliah saya Biologi, mata kuliah (ilmu) yang saya ambil pertama kali yaitu Biologi Dasar, nanti setelah tuntas, saya ambil mata kuliah (ilmu) lain, seperti Anatomi Tumbuhan, setelah selesai nanti saya ambil mata kuliah (ilmu) lain..
Jadi, pas ditanyakan Jurusan apa yang akan saya ambil di Universitas Kehidupan?
Saya ambil Jurusan menjadi Ibu yang bermanfaat bagi diri saya sendiri dan keluarga saya..
Nanti ilmu (mata kuliah) yang akan saya ambil yaitu yang mendukung jurusan (Ibu bermanfaat bagi diri saya & keluarga) saya ini. Jadi kalau batasan “fokus” untuk saya, ibaratnya kalau apa yang saya kerjakan tidak sejalan dengan jurusan saya, tidak saya ambil. Misal, ada tawaran jadi Ibu RT di komplek, saat ini saya sedang fokus untuk diri saya sendiri dan keluarga, maka tawaran tersebut tidak saya ambil

*ralat : ibaratnya kalau apa yang ingin saya kerjakan tidak sejalan dengan jurusan saya, tidak akan saya ambil

 

Pertanyaan 2

Bagaimana membuat skala prioritas ilmu yg harus di pelajari? Dan bagaimana menyelaraskan antara ilmu dunia dan akhirat? Karena saya dosen, saya jg dituntut hrs mempelajari banyak keilmuan lain dan membuat penelitian#Ivo Rolanda#

Jawaban dari Julia Sarah

Manajemen waktu, Mba. Buat schedule harian. Berapa porsi utk peran kita sbg:
-istri
-ibu
-anak
-individu (dalam konteks Mba berarti dosen).

Nanti dibreakdown lg. Dari peran2 tsb sbg ibu harus apa2 saja, belajar apa saja, melakukan apa saja.
Misal, peran dosen:
-menyusun materi pembelajaran
-ngajar
-memeriksa tugas mahasiswa
dst

Peran ibu:
-menemani anak belajar
-belajar tumkem anak

Nanti kalau sdh ada schedule harian insyaAllah akan lbh mudah, misal:
05.00-06.00: membaca materi keIslamam (peran individu)
06.00-07.00: menyiapkan sarapan, rapi2 rumah, dll (peran sbg istri dan ibu)
Dst

Dalami ilmu2 yg kita butuhkan dan sesuai dgn visi misi hidup dan keluarga kita. Cut yg tidak/belum perlu. Tetap semangat 😊

Nb lagi mba Ivo..
Beberapa waktu terakhir ini saya “bebersih grup wa” 😷

Saya bagi mnjd 3 grup.
Grup 1 : sbg sarana saya “belajar” (misal IIP)
Grup 2 : sbg sarana saya berbagi (misal Rumah Main Anak)
Grup 3 : grup2 keluarga dan teman dekat

Saya left baik2 dr grup “belajar” yg:
-sudah ga jelas visi misinya
-kebanyakan curhat dan keluar dr topik grup 😷
-dll

Saat grup wa lbh ringkas alhamdulillah jd ga “tsunami informasi” lg 😅

Tanggapan dari Ivo

Iya bener jg mba.. Tp kbykan grup satu universitas gituuu.. Trus grup temen, grup keluarga.. Suka ga enakan klo mau left.. Gmn dong mba?  😂😂😂

Tanggapan dari Titik Awwaliyah

Waaah sama bun saya juga pengen ada beberapa yang left, enaknya gimana ya

Tanggapan dari Yetty

Kalau memang dirasa kurang bermanfaat left aja mba, saya jg seperti itu jika grup wa bikin menjangkit penyakit hati/suudzon aja ya left.

Tanggapan dari Gita Lovusa

minta izin untuk keluar grup. bilang maaf serta terima kasih 😊

Pertanyaan tambahan untuk Julia Sarah

Jika schedule yg kita buat ternyata byk yg meleset bgmn ya Mbak Julia? Karena saya punya batita,yg jadwal nya jg tdk teratur, misal biasanya jam 9 pagi dia tidur,ternyata sampai jam 11 dia tdk tidur jg,sehingga jadwal yg lain jd terbengkalai#Diana#

Tanggapan dari Ayu Lulu

Ini juga sama mbak
Bagaimana mensiasati nya?
Apalagi kalo disaat anak sakit,dan minta di temani tdk mau ditinggal
Otomatis pekerjaan yang lain juga bisa keteteran seandainya bisa pun tdk bisa maximal

Jawaban untuk Ayu Lulu dari Diana

Menurut saya,tergantung prioritasnya mbak, kalo prioritasnya merawat anak sakit,brarti yg lainnya memang harus diabaikan dulu

Jawaban untuk Diana

Yang penting kita tetap berusaha konsisten, Mba. Kita fokus pd ikhtiar. Biarkan hasilnya menjadi ketentuan Allah 😊
Anak2 itu punya ritme tubuh juga. Kalau bangun paginya siang biasanya tidur siangnya jg molor, malemnya jg. Besoknya bangun molor lg, dst 😆 Cut! Kembalikan jadwal tidurnya seperti semula. Bangunkan sesuai jadwal agar jadwal kita pun tdk ikut berantakan ☺ Maka, keteraturan sejak dini jg diperlukan oleh kanak2 kita.. 😊

 

Pertanyaan 3

Setelah menentukan ilmu yg akan kita pelajari kapan saatnya kita sdh perlu mempelajari ilmu baru?ilmu yg kita pilih sebelumnya kan masih terus berkembang (masih terus dipelajari) & belum tentu kita sdh mahir dlm ilmu tsb#retno#

Tanggapan dari Gita Listyawati

Berdasarkan jawaban mbak Mella pada pertanyaan no 1,kapan saatnya kita sudah perlu mempelajari ilmu baru mungkin jawabannya setelah kita benar2 menguasai ilmu tersebut dan mempraktekkannya…ada tambahan menurut saya jika ilmu tersebut telah kita manfaatkan untuk diri kita dan orang lain.tapi kita juga tidak boleh hanya berfokus pada 1ilmu di sepanjang hidup kita.jadi terus2 dan terus belajar.

Pertanyaan 4

Fokusnya itu fokus yang seperti apa? Contoh : fokus menggeluti ilmu memasak karna ingin memberikan hidangan terbaik untuk keluarga, tapi penting juga pintar mengatur keuangan dalam keluarga di sisi lain harus pintar juga pada bidang yang digeluti dalam pekerjaannya. Dalam skala prioritas, saya rasa itu sama prioritasnya.
#Mella#

Jawaban dari Julia Sarah

Kalau di IIP setahu saya ada tingkatannya ya..

Bunda sayang : berkaitan dengan *ibu adalah madrasah pertama dan utama anak2nya*
Bunda cekatan : berkaitan dgn family management
Bunda produktif : berkaitan dgn produktivitas diri dlm memghasilkan sesuatu
Bunda salihah : berkaitan dgn kebermanfaatan kita di muka bumi

Satu persatu kita kuatkan dahulu pondasinya. Pahami teorinya, praktikan ilmunya. InsyaAllah akan lebih “menggigit” ☺

Tanggapan dari Mella

Jurusan di universitas kehidupan ini ya…memang harusnya menggeluti dari yg terkecil dan bisa menjadi pondasi.
Jadi fokusnya yg seperti itu dulu ya mb maksudnya.

 

Jawaban dari Noni

Ga harus dari kecil mba.. Ga ada kata terlambat buat memperbaiki diri…😊

 

Pertanyaan 5


Ilmu yg sya pilih pengembangan diri dalam asuh anak
Yg saya maxudkan ini saat kita mengasuh anak pasti ada serta sumbang sih saran Dr berbagai pihak,, Dimana saat kita mengasuh anak kita mencontohkan suatu pelajaran kepada anak atau sedang memecahkan masalah saat mengasuh anak,, bagaimana caranya kita menolak secara halus atau tdk memakai ilmu yg tdk sesuai pada fokus kita?? Di satu sisi mungkin itu bisa menyakiti si pemberi ilmu#Ayu Lulu#

Jawaban dari Lita

Menanggapi pertanyaan mba lulu, menurut bu septi Saat anak2 Belum Baligh, mereka adalah prioritas Kita sebagai Ibu. Jadi dalam segala aktifitas Kita ketika harus terbengkalai dengan anak, maka anak yang harus diutamakan. Kecuali kewajiban2 pada Allah, seperti sholat, dll. Ketika anak Belum Baligh mereka adalah tanggung jawab Kita, Kalo Sudah Baligh mereka bertanggungjawab pada diri mereka sendiri.

 

Pertanyaan 6


Maksud Insanity ..Albert Einstein apa?
Lalu manjemn waktu bgimn yg hrs dilakukan u profesi rumahan…tugas irt n buka usaha dirumah ..Krn dirumah ga bs menolak Cust dtg…dan itu kadang berbenturan dgn tugas irt#Arnis#

Jawaban dari Rika

Melakukan hal yg sama berulang dan mengharapkan hasil yg berbeda ,mungkin seperti itu mb

Tanggapan dari Arnis

Ada yg bs jelasin maksudnya apa

Jawaban dari Ismi Istiqomah

Misalnya, ingin ke pasar 5 menit, tapi terus-terusan jalan santai.. gak mungkin bisa 5 menit, jadi harus tubah strategi, yaitu berlari/naik sepeda biar tujuan kita tercapai

Ganti strategi kalau tau hal itu gagal, sepemahanan saya gitu 😁

Tanggapan dari Mella

Menurut saya maksudnya adalah contoh kita belum bisa masak sayur sop, lalu kita pelajari dan ulangi terus menerus maka kita akan dapatkan hasil yang berbeda menjadi lebih baik (mendapatkan rasa yang pas dan tau dimana kurangnya). Karena hikmah belajar itu dr yang tdk tau menjadi tau, dr yg tdk bisa menjadi bisa.

Jawaban dari Lita

“Insanity: doing the same thing over and over again and expecting different results,” kata Albert Einstein.  
“Sesuatu yang gila adalah mereka yang berani melakukan hal yang sama secara berulang-ulang dengan mengharapkan hasil yang berbeda,” kata Albert Einstein.
maknanya tempuh cara lain jika cara yang biasa kita lakukan tidak berhasil. Jangan mengharapkan hasil yang berbeda Jika Kita menggunakan cara yang sama. Jadi dalam Mencari ilmu harus fokus, tekun. Tidak gampang Berubah-rubah hanya Karena melihat kesuksesan orang lain. Namun Kita tidak menyenangi ilmu tersebut.

Untuk management waktu nanti Akan Ada materi tersendiri Buat ibu2, sedikit ya Sudah dikupas dalam diskusi group INi, Kita breakdown prioritas Kita. dibuat tingkatan ya Dari yg Utama sampai sekedarnya Saja. Dari situ Kita Buat patokannya. Buka toko atau usaha dirumahkan Ada jamnya juga ya, apa 24jam? Kalo pada Saat jam buka toko tentu prioritas adalah toko Kita, Kalo toko Tutup siapa prioritas Kita anak atau Suami atau apa? Setelah Buat scheduling jalani dengan disiplin

Kalo Pengalaman bu septi ketika menjadi irt Beliau menggunakan konsep waktu 7-7 pagi2 Beliau Sudah rapi Dari jam 7 Pagi dengan Baju kerja plus sepatu seperti orang mau berangkat kerja, mengantar suaminya dengan rapi. Dari jam 7 itu Beliau melakukan pekerjaan irt, mendidik anak dll Sampai jam 7 malam. Baru Beliau mengenakan Baju dasternya kembali. Ketika Ada yang Datang tamu yang tidak di undang dalam jam2 tersebut Beliau dengan tegus mengatakan bahwa Beliau sedang bekerja, dan me minta tamu tak diundang tersebut Datang Lagi pada jam2 disebutkan, jam2 dimana memang Beliau bisa menerima tamu. Jadi Kita sendiri yang menentukannya mba, Kita Buat jadwal ya buka Tutup toko, Kalo perlu dipasang Papan pengumpulan depan tokonya insyaAllah dengan demikian lama2 mereka mengerti dan mengikuti alur waktu Kita

 

Pertanyaan 7

Pertanyaan mengenai manajemen waktu

Jawaban dari Eka Rizqi

Sy biasa membaginya mnjd 4 kuadran n diakhiri to do list setiap mlm. Keesokan paginya tinggal action.

  1. Urgent important
  2. Not urgent important
  3. Urgent not important
  4. Not urgent not important

Iya bunda sy tiap mlm buat ini jg wajib wifle (what i feel like expressing today) sm pak suami.
Tiap malam qt ngobrol tentang hr ini. Tentang, perkembangan anak2, bisnis, smp problem2 n apa capaian qt bsk. Wlw kdg ada aja yg meleset dr to do list. Alhamdulillah bnyak jg yg tercapai.
1 hal yg sllu kami inget. Ada to do list aja kdg ada aja target yg meleset apalg tdk ada to do list 😭

Sy list rutinitas terpenting juga max jamnya. Krn sy punya usaha drmh jg ada kantor mini dg 4 staff drmh. Jg 2 anak yg sdg aktf2nya. Kuadran ini sangat membantu.

Jd qt bs fokus kpd skala prioritasnya.

 

Pertanyaan 8

Pertanyaan tentang cut off ,Jd yg sdh d rencanakan akhirnya fleksible tergantung kondisi saat itu…

#Sintho#

 

Jawaban dari Lita

Cut off INi masing2 kepentingannya, Kalo Hal INi memberatkan bagi Saya, maka saya tegus cutt of tapi Kalo memang sedang santai saya tidak masalah. Sekali Lagi prioritas Kita jangan sampai Kita dikembalikan Oleh lingkungan Kita.

Cut off berbeda masing2nya tergantung prioritasnya Saja bun

 

Tanggapan dari Sintho

Oia apakah bu septi punya art atw handle sendiri yah krt nya?

 

Jawaban dari Lita

Kalo bu Septi diawal2 Beliau tidak Ada art, sangat sederhana sekali

Di Video ini Ada inspiration Keluarga bu Septi Buat Kita ibu2 disini

 

@cicifera

 

You might also enjoy:

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

tulisan tidak bisa di-copy