Cerita komunikasi tanpa banyak kata namun sangat produktif dengan anak batita. mama sayang fais, sehat terus ya nak, makasih sudah mengerti kondisi mama yang sedang hamil muda ini.

Semenjak mama diopname di rsia pratiwi beberapa hari lalu, Fais memang jarang komunikasi sama mama. Mama masih sering lemas dan tiduran di kasur. Saat memandikan atau nyuapin makan Fais pun mama jarang bicara, hanya memanggil saja “Fais, makan yuk..” Soalnya kalau banyak bicara, mama mau muntah, lidah mama pait dan masih terasa mual 🙁 Fais lebih banyak main sendiri, mama menemani di dekatnya, tapi sambil rebahan. Kadang Fais menarik-narik untuk membantunya memasang kembali mainannya, “Ma, ga bisa. Thomas ga bisa jalan.” 

Untuk anak usia 2tahun 5bulan, Fais termasuk anak yang pengertian sekali dengan kondisi mama. Sebelum mama diputuskan untuk opname, kalau mama habis dari kamar mandi dengan terburu-buru, Fais bilang dengan wajah polosnya “Ma, mama muntah ya?”. Mama cuma bisa diam, tersenyum dan Fais kembali main.

Pernah beberapa hari sebelum Ramadhan, mama yang habis muntah, rebahan dan tertidur. Mama kira Fais yang sedang main di kasur tidak membutuhkan apa-apa. Ga lama, setengah sadar mama lihat Fais sudah membuka kaleng abon di atas kasur dan memakan abon dengan lahapnya.

Fais lapar!

Tapi ga bilang sama mama, padahal biasanya Fais minta makan kalau lapar.

Abon itu mama simpan di lemari kaca dan mama lihat kamar sudah berantakan. Sepertinya Fais mencari makanan, tapi yang bisa ditemukan hanya kaleng abon 🙁

“Fais, fais lapar ya sayang?”. Fais hanya diam dan lanjut menyomot abon dari kalengnya. “Mama ambil nasi ya, mama suapin.” 

Perih.

Dalam hati ini perih sekali nak, ga ada yang mengurus kamu, mama mengurus diri sendiri saja begini. Belakangan ini papa Fais lagi sering posting (terbang di daerah luar base nya) ke Medan. Ke Medan 5 hari, libur 2 hari lalu ke Medan lagi 5 hari.

Hari ini, saat papa sedang menggoreng ayam dan mama menyiapkan cendol untuk berbuka, Fais berusaha menaikan mobil mainannya dari teras ke kamar. Lantai teras dan lantai kamar berbeda tinggi sekitar 1 anak tangga, 1 langkah, 1 ubin kira-kira. Fais ada di atas mobil mainannya, dan seketika terjengkang. Untung kepala belakang Fais tidak terbentur sudut lemari yang ada di dekatnya. Tapi mulut Fais berdarah, mungkin terbentur stir mobil atau terlena mainan pesawat yang dipegangnya. Mama khawatir dan langsung menggendong Fais ke bawah. Tadinya mau mama bawa ke IGD rsia. Sampai di bawah, ternyata ada eyang uti Fais. Bibir bawah Fais pecah, jadi berdarah. Fais nangis-nangis ga mau diobati uti. Fais bilang “Auh, auh..”, kesakitan dan minta pulang. Karena meronta, Fais mama dekap agar uti bisa mengobati Fais. Fais marah, sambil nangis Fais pukul-pukul mama. Maafin mama ya sayang, mama belum mengerti Fais seperti Fais mengerti mama :((

Sehabis berbuka puasa, Fais kembali ke kamar. Ya namanya anak-anak, selalu ceria, walau habis jatuh sekalipun. Melihat mama buka jilbab, Fais mengambil jilbab mama dan lompat-lompat di atas kasur. “Ma, jilbab ma.”, Fais memakai jilbab di kepalanya, senyum-senyum lalu tertawa, “Baa..!” “Cilukbaa..” ^^

MasyaAllah nak… 

Maafin mama ya sayang.. 

 

You might also enjoy:

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

tulisan tidak bisa di-copy