Resume Diskusi Materi 2
Pertanyan Tambahan
Bunda Audrey, US:
Bagaimana cara mengelola emosi agar bisa menjadi ibu profesional?Lalu jika kita tidak bisa memenuhi semua standard yg disebutkan apakah artinya kita bukan ibu yang profesional? terimakasih
bunda audrey saya mencoba menjawab sepemahaman saya…
Cara mengelola emosi adalah dengan Tazkiyatun nafs atau pensucian jiwa yang dalam bahasa alQuran untuk mentherapy secara alamiah dan fitriyah apa apa yang menyebabkan kita berperilaku buruk. Tiada cara yang baik dan mengakar kecuali memperbaiki jiwa sebelum memperbaiki fikiran dan amal.
Warisan pengasuhan masa lalu dalam dunia psikolog sering disebut Inner Child, kadang sehebat apapun ilmu parenting atau psikologi yang kita pahami, tetap saja di tataran praktis yang kita pakai adalah apa yang pernah kita alami ketika kecil. Misalnya, kita tahu membentak dan menjewer itu buruk, namun ketika kekesalan memuncak maka hilang semua pemahaman, yang ada lagi lagi membentak dan menjewer.
Lalu jika kita tidak bisa memenuhi semua standard yg disebutkan apakah artinya kita bukan ibu yang profesional…
Nilai sebuah profesionalitas kita sebagai ibu di nilai dari visi misi serta indikator yang kita buat untuk diri kita secara personal, istri, ibu juga keluarga…
Benar salahnya kita sendiri yang bisa menilai karna kita lah yang buat batasannya sendiri…
Penilaian profesional atau tidaknya kita bukan dari sudah profesional atau atau tidak profesional, tetapi konsistensi kitalah dengan visi misi dan indikator yang kita buat sendiri.
Pertanyan Group
Pertanyaan Bunda Imah
Ada bbrp indikator untuk mjd ibu profesional
- Bahasan ttg ilmu, Ilmu disni maksutnya ilmu yg bagaimna? Dan ilmu ttg pendidikan anak mksutnya gmn?
- Untuk BUNDA SAYANG point B. …ditanyakan bgimna keterlibatan suami dlm pendidikan anak? Sdngkn suami menyerahkan full ke istri. Suami kesannya hanya bertugas mcr nafkah. Ikut serta jika disuruh ato diminta. Sbg istri harus bgimna? *karakter suami cuek
- Bedanya kasir dan manajer
Jawab:
- Ilmu semua cabang ilmu yang ada yang kita bicarakan saat ini. termasuk ilmu pendidikan anak yaitu ilmu cara mendidik anak-anak sehingga anak-anak berkembang sesuai fitrahnya.
- Ibu imah yang baik, berusahalah untuk tetap mendidik anak-anak dengan ikhlas dan seperti yang sudah ibu lakukan meski suami kurang memberi dukungan. satu hal kita jangan bosan berusaha mengkomunikasikan pendidikan anak-anak ini dengan suami kita, dan tentu cara yang paling tahu kan kita sebagai istrinya bagaimana mencoba mengikutsertakan suami dalam pendidikan anak-anak. coba tanyakan pada suami mau mengenai masa depan anak-anak nantinya, bagaimana harapan suami pada anak-anak nantinya, kemudian bisa didiskusikan bersama peran masing-masing. cari cara moment-moment santai untuk enak mendiskusikan hal ini. sementara menunggu sikap suami, ibu imah harus tetap Istiqomah memberikan yang terbaik buat keluarga dan anak-anak ya, insya Allah tidak ada yang sia-sia. meski dukungan dari suami dirasa masih minim hasilnya insya Allah tetap baik. Hasil positif dari apa-apa yang sudah ibu lakukan semoga bisa menginspirasi suami untuk ikut berperan dalam kebaikan-kebaikan selanjutnya.
- maksudnya kasir dan manajer disini, peran kita sebagai ibu Mungkin saat ini kita adalah kasir keluarga, setiap suami gajian, terima uang, mencatat pengeluaran, dan pusing kalau uang sudah habis, tapi gajian bulan berikutnya masih panjang.
Maka tingkatkan ilmu di bidang perencanaan keuangan, sehingga sekarang bisa menjadi “manajer keuangan keluarga. bagaimana caranya tentu kita bisa mempelajari ilmu manajemen keuangan disana. dan tentu itu akan menambah kualitas diri kita sebagai ibu.
Pertanyaan Bunda Fera Marentika
Ilmu apa saja yang perlu dipahami lebih dalam untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mendidik anak dan mengelola rumah tangga? Bagaimana cara bersabar/ tidak marah-marah dalam proses mengasuh dan mendidik anak?
Jawab:
ilmu-ilmu yang dapat meningkatkan kualitas ibu dalam mendidik anak mengelola RT salah satunya ilmu yang sedang kita pelajari ini, dalam komunitas ibu-ibu profesional ini kita belajar untuk terus meningkatkan kualitas kita sebagai istri dan sebagai ibu. cara kita bersabar mendidik anak, jawabannya mirip-mirip dengan yang di share mba noni diatas dengan tazkiyatun nafs, membersihkan diri dan memperbanyak mendekatkan diri kepada Allah. terutama disaat sepertiga malam kita sebagai wanita usahakan bangun shalat tahajud, disana kita bisa mencurahkan seluruh rasa kita kepada zat yang kuasa. dan kita bisa meminta juga kebaikan padaNya. kemudian perbanyak puasa sunnah untuk melatih kesabaran kita dan mempermudah mengelola emosi kita.
Pertanyaan Bunda Arnis
Indikator keberhasilan ibu profesional adalah mnjd kebanggaan keluarga…drmn qt tau keluarga bangga dgn qt…apakah ditny lgsng (kl lgsng tnya ke suami tau anak sy khawatir jawabannya ga jujur😁.).atau ada cara lain..
Jawab:
Bunda Arnis yang baik, di materi tertulis jelas bahwa kita bertanya langsung kepada anak kita dan suami kita, apakah mereka merasa senang ibunya begini, istrinya begitu… kalau memang anak-anak dan suami senang kita harus bersyukur berarti kita telah menjadi kebanggaan keluarga kita. namun kalau kita sendiri merasa masih ada yang tidak nyaman dari diri kita maka mulai kita benahi satu-satu dan tetap terus mengkomunikasikannya dengan anak-anak dan suami kita
Pertanyaan Bunda Ghina Sonia
Tentang menjadi istri kebanggaan keluarga.
- Bagaimana cara meningkatkan rasa percaya diri kita sebagai seorang ibu rumah tangga yang saat ini (atas kehendak Allah karena suatu hal yang menimpa kami tahun lalu) menjadi tinggal bersama dengan keluarga suami (ada ibu dan ipar). Terkadang berbagai peran dibagi 2, jd tdk sepenuhnya peran diambil oleh si istri. mungkinkah bisa menjadi kebanggaan untuk keluarga? Bagaimana mensiasati agar percaya diri itu muncul?
- Di beberapa hal yang tidak dilimpahkan, menjadi kurang berilmu disana. Taunya terima beres saja, bagaimana mengasah ilmu itu supaya bisa dilakukan, apakah bisa dilakukan saat seperti ini atau kalau nanti sudah tinggal mandiri saja?
Tentang peran menjadi ibu yang dibanggakan anak dan keluarga
- Juga tentang pengasuhan anak, beberapa prinsip pengasuhan tidak selamanya antara keluarga kecil saya dan mereka sama, terkadang kami berbeda pandangan. Akankah bisa menjadi kebanggaan bagi anak dengan beberapa model pengasuhan dr berbagai orang rumah?
Jawab:
1.A) Insyaallah mungkin sekali selama kita mau terus belajar,dan belajar. Percaya diri muncul karena kita mempunyai ilmunya..
B)sebaiknya jangan menunda-nunda, lebih cepat lebih baik,tapi alangkah baiknya kita diskusikan dulu dengan pasangan.dan bicarakan baik-baik dengan org tua
Kita dan pasangan,sebaiknya membicarakan baik² kepada org tua,batasan mana saja yg boleh dan tidak boleh dalam mendidik/membersamai anak-anak..Bicara disini secara baik²..
Oh ya bisa juga melibatkan ibu mertua..misalnya mengajak ikut seminar parenting dll..Agar ilmu dari org tua kita semakin bertambah dalam mendidik cucunya
Jika kita masih tingga dengan mertua, sebaiknya kita dan pasangan berbicara baik² kepada mereka,ingin seperti apa kita dan pasangan mendidik dan mengasuh anak-anak.
Jika anak² sdh bisa diajak bicara dan mengerti peraturan..Maka ajarkan Anak² batasan² dalam keluarga kita..Dan bagaimana menghormati kakek neneknya.sekali-kali bisa mengajak org tua/mertua utk ikut seminar parenting
Pertanyaan Bunda Andalusia
- Apakah untuk menjadi ibu profesional harus melalui 4 tahapan yg dsampaikan?
- Jika ya. Apakah 4 tahapan tersebut harus d lalui secara bertahap berurutan atau bersamaan semua?
- Untuk indikator ibu profesional. Apakah poin2 tersebut bersifat mutlak dan harus di penuhi?
- Apakah jika kita tidak lulus atau tidak sesuai dgn indikator tsb, maka kita tidak trmasuk kdalam lingkup ibu profesional?
Jawab:
ya harus memulai 4 tahapan yang ada di program ibu profesional dan harus berurutan agar seimbang dan tidak terjadi ketimpangan. untuk indikator ini adalah indikator yang telah dibuat dan dipraktekan oleh bu septi sendiri sehingga insyaAllah indikator ini telah teruji. dan point-point tersebut merupakan point-point yang telah dilakukan oleh bu septi, sebaiknya memang harus dipenuhi namun tentu seiring berjalannya waktu insyaAllah bila kita berniat baik Allah akan memberikan pemahaman kepada kita dan memudahkan kita melakukannya. untuk pertanyaan terakhir bunda andalusia hampir mirip ya dengan jawaban yang di share mba noni.
Pertanyaan Ayu Lulu
Jika suami menganggap kita belum mampu/belum maximal dlm mendidik anak itu bisa dikategorikan tidak lulus sebagai bunda sayang??
Anak bangga kepada ibu,, penilaian ini bisa di dapat saat anak bisa menilai/sudah cukup paham/ada batasan umur untuk penilaian?bisa minta contohnya?
Jawab:
ketika suami menganggap demikian, ini seharusnya menjadi tolak awal kita untuk merubahnya, berarti selama ini ada yang menurut suami kita tidak sesuai bunda Ayu, kenapa tidak kita komunikasikan kepada suami kita untuk bersama-sama, tanyakan sebaiknya bunda seperti apa? kemudia bersama-sama mencari solusi untuk mendidik anak-anak.
Anak bangga kepada ibunya tidak ada batasan umur, untuk usia balita kita bisa dari binar-binar matanya bila berjumpa dengan ibu nya, bila ibunya mengajaknya beraktifitas bersama. kalau anak kita sudah besar boleh kita tanyakan kepada mereka, apakah mereka bangga pada ibu?
Pertanyaan Bunda Ria asyrofa
Dalam video ibu Septi menyampaikan bahwa butuh prioritas waktu utk anak2, full mendidik anak 0-8 tahun karena tidak ada faktor yg berhasil dg setengah2…
📌Lalu, apakah tidak ada harapan utk saya yg ibu bekerja ini agar mendidik anak tetap optimal? Anak saya laki2 usia 2,5 tahun
📌Apakah tidak ada cara agar tetap optimal mendidik anak meski kehadiran hanya setengah2 karena keterbatasan saya yang saat ini bekerj?
Saya masih terikat kontrak dinas selama 3 tahun yang jika resign harus membayar pinalty.
Jawab:
Mbak Ria di Ibu Profesional semua ibu adalah ibu bekerja, yaitu ibu yg bekerja di ranah publik dan ibu yg memilih bekerja di ranah domestik, dua-duanya harus dikerjakan dg sungguh2.
Karena Allah tidak pernah pilih kasih dalam menitipkan anak-anak di rahim perempuan, semua perempuan berhak mendapatkan amanah tsb baik yg bekerja di ranah publik maupun domestik.
Sehingga Allah sudah menempatkan masing-masing ujian dalam mendidik anak sesuai dengan kemampuannya.
Maka belajar dengan sungguh-sungguh, agar kita bisa menjadi orang yg dipercaya di mata Allah dalam mengemban amanahNya.
Saya berikan testimoni dari fasilitator matrikulasi yang memilih bekerja di ranah publik ya,
Sedih itu sangat manusiawi dan wajar. Namun kemudian kita harus mengevaluasi, apakah niat dan misi kita bekerja di ranah publik? Seurgent apa bagi keluarga kita. Jawaban akan terpulang pada kondisi keluarga kita sendiri. Jika bekerja diluar merupakan ikhtiar dalam menjemput rizki bagi keluarga dan sifatnya sangat urgent maka bungkus keberangkatan kita bekerja dengan niat mencari rezeki mulia sekaligus meningkatkan jam terbang misi di ranah publik. InsyaAllah kesedihan kita terarah menjadi lebih produktif dan doakan anak anak kita selalu dalam penjagaan Allah ketika kita tidak bersama mereka.
Satu hari 24 jam, bekerja di ranah publik 8-9 jam kerja maka pos waktu berikutnya adalah mengejar ketertinggalan waktu kualitas bersama anak. Pulang kerja harus diniatkan untuk mengisi energi baru membersamai anak anak sambut kegirangannya dengan senyum lebar dan pelukan sehangat mentari, obrolan seharian, dongeng dsb. Tentunya jika ibu butuh waktu untuk menyiapkan diri (mandi, makan) maka mintalah waktu pada anak anak untuk itu, kemudian kembali kepada mereka.
Dalam jelang tidurnya saat kondisi RASA maka bisikkan kalimat positif bahwa bunda mengajak anak anak untuk ikhlas dan berdoa untuk bunda supaya kualitas kerja bunda baik dan efisien sehingga bisa tepat waktu pulang, berikan penguatan kita akan bercengkrama lagi selepas bunda di rumah dan saat weekend adalah saat saat yang amat sangat dinanti. Paginya katakan kepadanya, Nak bersama Opung ya, semangat ya nak, maem yang baik main yang asik jangan lupa istirahat dll nabti sore kita jumpa lagi… dengan lembut dan yakin ..Sehingga bila memungkinkan besok2 jika sudah terbiasa anak anak akan mengantarkan bunda dengan salim hangat, senyuman dab lambaian tangan, bunda hati hati ya, semangat kerjanya, semoga sukses ya Bunda
Terapkan walau anak masih balita dan belum bisa memberikan feedback melalui kalimat. Karena gesturenya dan binar matanya nanti yang akan berbicara.
yang terpenting adalah usaha kita untuk memberikan waktu berkualitas pada anak-anak kita, ketika sampai rumah tinggalkan pekerjaan hadirkan raga dan hati kita untuk keluarga dirumah. terutama untuk anak-anak kita. ketika kita bisa profesional di kantor kenapa kita tidak bisa profesional juga di rumah.
Pertanyaan Bunda Shabrina lestari
Bagaimana meningkatkan rasa percaya diri sbg ibu rumah tangga?
Trkadang msh ada rasa minder ktika brada d tngah klrga dan tman yg berperan sbg ibu pekerja
Jawab:
bunda sabrina, untuk Meningkatkan percaya diri bagi ibu rumah tangga, yaitu dengan belajar dan bermanfaat, buatlah diri kita menjadi bermanfaat walaupun sebagai ibu rumah tangga,sampaikan ilmu yg kita dapat dari majelis ² ilmu.
menghilangkan rasa minder: bu septi ▶kalau saya dulu berusaha untuk menutup mata dan telinga sekenceng-kencengnya, kemudian mengafirmasi diri, bahwa ini pilihan terbaik, dan saya akan menghargai pilihan saya. Karena kadangkita minta orang lain menghargai profesi/ pilihan hidup yang kita ambil, diri kita sendiri justru tidak menghargainya. Apa contohnya?
Dulu saya selalu pakai daster all day, ini adalah bukti bahwa diri saya sendiri saja tidak menghargai pilihan profesi yang saya ambil.
Maka prinsipnya adalah ”For THINGS to CHANGE, I must CHANGE FIRST”
mulailah berubah dari diri kita sendiri, setelah itu saya gunakan prinsip selanjutnya
“Selama ALLAH dan RASULNYA” tidak MURKA, maka saya akan jalan terus”✅